A. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Harrison, dalam Zulganef, 2006). Sementara validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006)
Penelitian memerlukan data yang betul valid dan reliabel. Dalam rangka urgensi ini, maka kuesioner sebelum digunakan sebagai data penelitian primer, terlebih dahulu diujicobakan ke sampel uji coba penelitian. Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
Definisi validitas dan reliabilitas dapat dilihat di sini
B. CONTOH KASUS
Akan di uji validitas dan reliabilitas variabel kepuasan kerja. Variabel ini berjumlah 5 indikator yang diadaptasi dari Intrinsic factor dari teori dua factor Herzberg meliputi pekerjaan itu sendiri, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 – 5 dengan jumlah sampel sebanyak 30. Setelah angket ditabulasi maka diperoleh data sbb (Data Reliabilitas)
C. PENYELESAIAN
Tahap 1. Analisis Faktor
Klik Analyze – Data Reduction – Factor
Masukkan seluruh pertanyaan ke box “Variables”
Klik Desctiptive – Aktifkan KMO and Bartlett’s Test of Specirity dan Anti-Image
Klik Rotation : Aktifkan Varimax
Hasil Analisis Faktor
Nilai KMO sebesar 0.840 menandakan bahwa instumen valid karena sudah memenuhi batas 0.50 (0.840 > 0.50)
Korelasi anti image menghasilkan korelasi yang cukup tinggi untuk masing-masing item, yaitu 0.850 (X1), 0.791 (X2), 0.856 (X3), 0.956 (X4) dan 0.804 (X5). Dapat dinyatakan bahwa 5 item yang digunakan untuk mengukur konstruk kepuasan instrinsik memenuhi kriteria sebagai pembentuk konstak.
Output ketiga adalah Total variance Explained menunjukkan bahwa dari 5 item yang digunakan, hasil ekstraksi SPSS menjadi 1 faktor dengan kemampuan menjelaskan konstak sebesar 72.132% .
Dengan melihat component matrix terlihat bahwa seluruh item meliputi pekerjaan itu sendiri (x1), keberhasilan yang diraih (x2), kesempatan bertumbuh (x3), kemajuan dalam karier (x4) dan pengakuan orang lain (x5) memiliki loading faktor yang besar yaitu di atas 0.50. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa 5 item valid.
Tahap 2
Pilih Analyze > Scale > Reliability Analysis
Masukkan semua variabel (item 1 s/d 5) ke kotak items
Klik Kotak Statistics, lalu tandai ITEM, SCALE, dan SCALE IF ITEM DELETED pada kotak DESCRIPTIVES FOR > Continue
Klik OK
Maka akan tampil output sebagai berikut :
D. INTERPRETASI
Reliabilitas
Sekaran (dalam Zulganef, 2006) yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70. Sementara hasil uji menunjukkan koef cronbach alpha sebesar 0.900, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ini adalah reliabel.
Analisis Item
Dalam prosedur kontruksi atau penyusunan test, sebelum melakukan estimasi terhadap reliabilitas dan validitas, dilakukan terlebih dahulu prosedur aitem yaitu dengan menguji karakteristik masing-masing item yang akan menjadi bagian test yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan tidak boleh diikutkan sebagai bagian dari test. Pengujian reliabilitas dan validitas hanya layak dilakukan terhadap kumpulan aitem-aitem yang telah dianalisis dan diuji.
Beberapa teknik seleksi yang biasanya dipertimbangkan dalam prosedur seleksi adalah koefisien korelasi item-total, indeks reliabilitas item, dan indeks validitas item. Pada tes yang dirancang untuk mengungkap abilitas kognitif dengan format item pilihan ganda, masih ada karakteristik item yang seharusnya juga dianalisis seperti tingkat kesukaran item dan efektivitas distraktor.
Salah satu parameter fungsi pengukuran item yang sangat penting adalah statistic yang memperlihatkan kesesuaian antara fungsi item dengan fungsi tes secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi item-total. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis item dalam hal ini adalah memilih item-item yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi ukur test seperti dikehendaki penyusunnya. Dengan kata lain adalah memilih item yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan.
Pengujian keselarasan fungsi item dengan fungsi ukur tes dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan distribusi skor toral tes itu sendiri. Prosedur ini akan menghasilkan koefisien korelasi item total (r it) yang juga dikenal dengan sebutan parameter daya beda item.
Penjelasan Corrected item-total correlation dapat anda baca lebih dalam di Paper :
George W. Bohrnstedt . A Quick Method for Determining the Reliability and Validity of Multiple-Item Scale. American Sociological Review, Vol. 34, No. 4 (Aug., 1969), pp. 542-548
atau dibuku Robert B. Burns, Richard Burns, Robert P Burns. “Business Research Methods and Statistics Using SPSS”, p. 430
Tentang Cronbach Alpha
Cronbach’s alpha is a measure of internal consistency, that is, how closely related a set of items are as a group. A “high” value of alpha is often used (along with substantive arguments and possibly other statistical measures) as evidence that the items measure an underlying (or latent) construct. However, a high alpha does not imply that the measure is unidimensional. If, in addition to measuring internal consistency, you wish to provide evidence that the scale in question is unidimensional, additional analyses can be performed. Exploratory factor analysis is one method of checking dimensionality. Technically speaking, Cronbach’s alpha is not a statistical test – it is a coefficient of reliability (or consistency).
Source : http://www.ats.ucla.edu/stat/spss/faq/alpha.html
Didasarkan pada penjelasan di atas, maka penggunaan cronbach alpha bukanlah satu-satunya pedoman untuk menyatakan instrumen yang digunakan sudah reliabel. Untuk mengecek unidimensional pertanyaan diperlukan analisis tambahan yaitu ekplanatory factor analysis.
Teknik Yang Lebih Akurat Untuk Mengukur Validitas dan Reliabilitas
Untuk teknik yang lebih akurat untuk menguji validitas dan reliabilitas adalah analisis faktor konfirmatory. Menurut Joreskog dan Sorbom (1993), CFA digunakan untuk menguji “theoritical or hypotesical concepts, or contruct, or variables, which are not directly measurable or observable”.
Penjelasan Hair, dkk (2006) mengenai CFA adalah :
“CFA is way of testing how well measured variables represent a smaller number of contruct…CFA is used to provide a confirmatory test of our measurement theory. A Measurement theory specifies how measured variables logically and systematically represent contruct involved in a theoretical model. In Order words, measurement theory specifies a series relationships that suggest how variables represent a latent contruct that is non measured directly” (dalam Kusnendi, 2008:97).
Penjelasan CFA lihat di sini
Referensi :
Kusnendi. 2008. Model_Model Persamaan Struktural. Bandung : Alfabeta, p.94
Zulganef. 2006. Pemodelan Persamaan Struktur dan Aplikasinya menggunakan AMOS 5. Bandung : Pustaka
Contoh-Contoh Pengujian dan Artikel Penting :
Eksternal Link
Psychometric testing OA pain measure by Hawker, GA, dkk
Development and Psychometric Evaluation of the Impact of Health Information Technology (I-HIT) Scale by Patricia C Dykes, dkk
Construct Validity: Advances in Theory and Methodology by Milton E. Strauss, Gregory T. Smith
KOMENTAR PILIHAN
== 01
Dari Pak. Wahyu, Yogyakarta.
Referensi mengenai psikometri menyarankan bahwa sebelum menghitung r-it sebagai koefisien validitas aitem, skor tes harus dibuktikan valid terlebih dahulu, karena bisa saja butir memiliki r-it tinggi, akan tetapi tidak valid dalam mengukur.
Referensi
Fishman, J.A., & Galguera, T. (2003). Introduction to Test Construction in the Social and Behavioral Sciences: A Practical Guide. Lanham, MD: Rowman & Littlefield Publishers, Inc. [page 64]
Penjelasan Lengkap bisa di dilihat disini
Terimakasih atas masukan dari Pak Wahyu.
== 02
Dari Pak Suresh Kumar di Jakarta
Dari berbagai sumber referensi karangan pengarang Indonesia, uji validasi selalu menggunakan pearson. Sewaktu saya mengirim paper saya dengan uji validasi pearson ke Conference International di Bangkok, ditolak dengan catatan factor analysis yang tepat untuk menguji validasinya. Untuk itu saya harus melakukan major revisi sebelum diterima oleh mereka.
Lalu saya coba membaca referensi dari luar, seperti Hair, Malhotra, Sekaran, Babin, selain mereka menjelaskan apa itu validasi tdk satupun mengatakan untuk menggunakan pearson. Factor analysis disebut dalam Sekaran sbg alat uji validasi. Biasanya saya menggunakan FA jika terdapat Multicollinearity dalam Multiple Regression.
Terimakasih atas sharing dari pak Suresh Kumar, semoga menjadi perhatian dari author2 buku yang ada sekarang
==
mau tanya, sampel penelitian saya ad 60, kemudian saya mengambil 30untuk uji validitas. apakahuji validitas boleh langsung ke sampel penelitian, atau harus dari luar sampel,,ad sumber referensinyaap tidak?
menurut saya langsung ke sampel..mengapa harus mengambil luar sampel ?
pak apakah hasil realibitas menggunakan kr20 Dan kr21 sama atau tidak?
biasanya berbeda sedikit
Boleh tanya ga , diluar validitas , data saya kan ketika diuji validitas dan reliabiliats semua valid dan reliabel , variabel x saya ada 4 dan y nya 1 , saat di uji t ada 2 yang tidak berpengaruh tpi saat di uji f semua berpengaruh dan saat uji asumsi klasik pun data semua bagus dan bebas penyakit , biar berpengaruh kira2 solusinya gimana yah ,mohon bantuannya
tambah data
selamat pagi pak, saya mau tanya
saya meneliti tentang kecemasan pada wanita infertil yang melakukan pengobatan infertil.
populasi saya sebanyak 75 orang dari 3 RS yang berbeda, berapa jumlah sampel untuk uji validitas dan realibilitas kuesioner saya pak, sedangkan saya memiliki keterbatasan dari tempat penelitian yang tidak mau menerima untuk dijadikan tempat penelitian. terimakasih pak
pa mau tanya jika uji coba ulang soal yg tidak valid, apakah mengikutsertakan kembali soal yg valid apa tidak ?
untuk pengujian validitas dan reabilitas apakah nstrumen kuisioner diberikan ke responden asli atau dapat diisi sendiri saja?
kalau diisikan ke responden berapa anyak jumlah responden dibutuhkan?
terima kasih
selamat malam pak saya annisa ingin konsultasi pada uji validitas analisis faktor saya punya masalah dengan ketidakmunculan KMO dan Anti Image dengan jumlah item pertanyaan 29 varibel X responden 30 . tetapi ketika saya mengurangi jumlah pertanyaan sekitar 20 pertanyaan hasil KMO dan anti image nya muncul pak , tolong solusinya ya
sudah diskusi lewat wa ya..
pak, saya mau tanya. Apakah semua kuisioner harus diuji validitas dan relibilitas? Ada ga batasan kuisioner seperti apa yang harus diuji validitas atau reliabilitas? sumber apa ya pak yang kira-kira membahas tentang pertanyaan saya itu?? terima kasih
Silahkan baca buku “Scale Construction and Psychometrics for Social and Personality Psychology” karangan R. Michael Furr
maaf mau nanya, kalau datanya sudah valid dan reabel, akan tetapi pada saat masuk uji regresi kenapa tidak ada yang berpengaruh dan tidak 1 pun variabel yang signifikan. apa ada masalah ya pak untuk teknik olah datanya??terimakasih
pak saya mau tanyak sampel saya kan 100 responden, kok msalnya saya uji validitas dengan sampel 30 responden diluar sample penelitian boleh pak
terus pas menghitung r hitung kita harus menggunakan df 98 atau 28 pak
selamat sore, disini saya ingin menegaskan sesuatu yang membuat saya bingung. jadi untuk uji validitas dengan analisis faktor adalah melihat nilai KMO, Signifikan, MSA, dan yang menentukan valid itu loading factor nya ya ? terimakasih
ya..
Pak saya mau tanya kenapa saat saya menguji reliabilitas skala psikologis dengan 28 item dan 34 responden ada tulisannya too few cases?
Terimakasih
terlalu sedikit sampelnya…
rasio perbandingan item dan responden itu minimal 1 : 5 (bahkan ada yang menyatakan 1 : 10 – 20)
maaf pak saya ingin bertanya, saya kan uji validitas dan reliabilitas menggunakan 20 responden, nah alasannya kenapa ya pak ? terima kasih
tidak ada yang bilang 20 responden…silahkan cek tulian saya di https://teorionline.wordpress.com/2015/06/28/berapa-ukuran-sampel-untuk-ujicoba-instrumen/
Selamat siang pak,
Saya melakukan penelitian kualitatif dengan purposive sampling dalam memilih responden. Jumlah responden nya kurang dari 30 orang. Kuesioner menggunakan skala likert.
Lalu apakah saya bisa melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dngan menggunakan SPSS dengan cara yg sama dengan penelitian yg memiliki sampel lebih dr 30 orang?
Jika tidak bisa, lalu bagaimana cara uji validitas dan uji reliabilitaa kuesioner saya?
validitasnya gunakan saja validitas konten melalui penilaian ahli..
selamat siang pak, saya mau bertanya mngenai hasil uji reliabilitas penelitian saya yang melebihi 0,9
di satu buku yg saya temukan mngatakan bahwa hasil uji reliabilitas yg melebihi 0,9 maka peneliti harus menimbang untuk meringkas skala yg ada
kemudian saya mencari literatur lain mengenai koefisien alpha ini, ada yg mengatakan bahwa nilai 0,9 bisa berarti item pernyataan memiliki reliabilitas yg tinggi namun tidak menggambarkan perilaku responden
literatur lain menyebutkan bahwa nilai reliabilitas yg tinggi bisa terjadi karena item pernyataan memiliki narrow coverage construct (yg saya masih bingung bagaimana mengartikan maksudnya)
apakah interpretasi hasil uji yg seperti ini sebaiknya saya masukkan ke dalam analisis data atau tidak pak?
apakah nilai 0,9 ini sebenarnya baik atau buruk?
terimakasih sebelumnya
CA itu menggambarkan konsistensi internal antar item, sehingga jika CA terlalu tinggi menggambarkan item yang kamu kembangkan homogen, makanya disitu dibilang “narrow coverage” aka item yang seragam. Selain itu, CA juga sensitif dengan jumlah item. Btw, Nunnally dan Bernstein (1994) menyatakan alpha Cronbach antara 0,70 dan 0,90 sebagai ukuran konsistensi internal yang baik. Saran saya, coba gunakan pendekatan lain untuk ujinya..test-retest or paralel misalnya…
Note : saya punya +10 buku psikometrik..dan tidak ada buku yang sepakat dengan berapa angka standar CA ini.
Pak, mohon pencerahannya. Responden penelitian saya terbatas. adalah populasi sejumlah 11 orang. . pertanyaan:
1. saya kesulitan menemukan referensi mengenai berapa jumlah responden untuk uji validitas dan reliabilitas?
2. kalopun 11 orang tersebut sebaiknya digunakan dalam uji validitas, maka dapatkan bapak membantu saya dalam menemukan referensi? dikarenakan ini untuk skripsi.
Aulia
terimakasih atas bantuan bapak
satu lagi, apakah taraf signifikan pada pengambilan sampel berpengaruh pada taraf signifikan uji reliabel ?
assalamualaikum,
mas saya mau tanya, saya bingung dengan rumusnya taro yamane, rumusnya taro yamane pada pengambilna sampel menggunakan presisi 10 % dengan tingkat kepercayaan 95 %, kira-kira penjelasanya gimana ya mas? mohon bantuanya
mas, Kalo saya punya 2 exogeneoues, bagaimana cata komparasi validitas nya?
salam
Saya ingin bertanya, saya melakukan penelitian mengenai pengaruh citra inul daratista terhadap citra merek bisnisnya, dengan populasi pengunjung 900 setiap minggunya (1 cabang) apakah tidak papa saya mengambil sample 90 ( 10% dari populasi) ? kemudian untuk uji validitas saya hanya menggunakan 25 sample, apakah bisa kurang dari 30 ? adakah sumber yg valid mengenai hal ini, saya cari2 tidak ada sumber terpercaya mengenai hal ini. kemudian untuk uji validitas apakah yang benar menghitung per variabel, dalah penelitian saya citra dan citra merek saya pisahkan, ataukah seharusnya dalam penghitungan digabung? terimakasih
Saya ingin bertanya, saya terlanjur membuat 20 indikator tetapi dengan 24 pertanyaan? saya tahu itu salah, tetapi hasil akhir sudah diserahkan.
Yang ingin saya tanyakan, jika nanti ditanya mengenait itu. Kira2 apa yang harus saya jawab y mas? apakah ada teori yg menyatakan demikian, buat menjawab pertanyaan tsb.
Terima kasih.
bisa saja mas…sifat indikator nya masih dipecah ke beberapa item pertanyaan..
https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/menyusun-instrumen-penelitian/
mas nimbrung tanya mungkin berbeda dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, kenapa dalam kuisioner penelitian sosial sering menggunakan skala likert??? apa yang membuat banyak peneliti menggunakan skala likert dibandingkan metode lainnya?
nugra_dwr@yahoo.com
Selamat siang pak, saya ingin bertanya
penelitian saya menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10%, dan untuk melihat r tabel pada uji validitas apakah saya harus melihat r tabel yang 10% juga atau boleh yg 5% pak? saya sudah mencari di berbagai sumber mengenai r tabel dengan tingkat kesalahan 10% (taraf kepercayaan 90%) namun tidak ada sumber yang menyebutkan r tabel dg 10%, saya mohon bantuannya pak, apakah ada referensi yg bisa saya baca?
terimakasih
mengapa pake 10% mbak ?? riset sosial itu maksimal tingkat kesalahannya (alpha) 5%
pak apabila penelitiannya hanya 1 variabel, rumus untuk menghitung uji validitasnya untuk kuisionernya apa ya?
1 variabel aka 1 item ??
jika cuma 1 item..gunakan saja pendekatan validitas konten
Assalamuallaikum.
maaf saya mau tanya.. hasil. Penelitian saya tidak signifikan > 0.05.. variabel x = 8 butir pertanyaan (semua valid), variabel y = 12 butir pertanyaan (dibuang dua karena tidak valid), setelah uji validitas dilanjut ke uji reliabilitas dan hasilnya cronbach’s alpha > 0,8.. saat uji regresi t-hitung>t-tabel..
apa yang menyebabkan tidak signifikan? Lalu apa jumlah butir kedua variabel harus sama banyak?
Maaf, saya tunggu balasan saudara via email.. terimakasih.